Tidak Ingin Dipoligami
Assalamualaikum wr wb
Selamat pagi Pak Sayed. Semoga Bapak dan keluarga dalam kondisi sehat dan berkecukupan. Bapak, ada yang saya tanyakan. Saya perempuan, penderita SLE, atau umumnya disebut penyakit Lupus. Sudah enam tahun yang lalu ketika saya Alhamdulillah berhasil melewati masa kritis. Namun, hingga kini saya selalu minum obat. Pak, saya beum menikah. Sebenarnya sudah banyak yang mencoba serius, namun saya tolak. Salah satu sebabnya, saya tidak pe-de dengan berat badan saya, yang membengkak sejak saya minum obat-obatan. Tetapi sekarang, salah satu teman lama yang saya anggap mengerti kondisi saya, mendekati, dan Insya ALLAH dalam waktu dekat akan diselenggarakan akad nikah. Pak, salah satu kekhawatiran saya dalam pernikahan adalah, kemampuan untuk memiliki anak. Sampai saat ini, saya masih terus minum obat. Juga, trombosit saya tidak pernah berjumlah normal, selalu berkisar di bawah normal, yang mana saya khawatir saya akan mengalami pendarahan parah ketika melahirkan nanti. Saya sudah katakan pada calon saya. Dia mengatakan tidak masalah jika memang membahayakan saya, dia tidak keberatan jika kami tidak punya anak, atau butuh waktu yang lama untuk mengusahakannya. Inilah yang saya ingin tanyakan Pak. Setahu saya (yang mana terbatas ilmunya), jika perempuan tidak dapat memberikan keturunan, laki-laki boleh membatalkan pernikahan, atau berpoligami. Sekalipun saat ini calon saya meyakinkan bahwa ia tidak akan melakukan hal tersebut, bagaimana nanti di masa depan? Jujur saya tidak ingin dipoligami juga. Saya sangat butuh saran dan nasihat Bapak Sayed.dalam hal ini. Atas bantuan Bapak, saya ucapkan banyak terimakasih. Wassalamualaikum wr wb.Guru [27]
Assalamualaikum Ibu,…
Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat kepada Ibu dan diangkat semua sakit yang Ibu derita selama ini.
Hal yang paling sulit adalah menebak apa yang akan terjadi di masa mendatang, kita tidak pernah tahu perubahan-perubahan yang terjadi pada pasangan kita dikemudian hari, namun kita mempunyai kesempatan untuk memprediksi masa depan kita dengan tanda-tanda awal dan mempunyai kesempatan untuk berunding dengan masa depan kita dengan persiapan-persiapan. Maka hal yang terpenting hubungan Ibu berdua adalah dengan membangun komitmen-komitmen sejak dini;
1. Setiap pasangan mempunyai komitmen menjadi pribadi yang baik dan berusaha melakukan perbaikan diri secara terus menerus
2. Setiap pasangan mempunyai komitmen dan kesadaran untuk melakukan hal-hal yang terbaik yang dibutuhkan oleh perkawinan agar berhasil.
3. Setiap pasangan bersungguh-sungguh terbuka secara emosional dan bersedia mengungkapkan perasaan-perasaannya secara jujur.
4. Setiap pasangan mempunyai komitmen untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya dan tidak malu untuk mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang
5. Setiap pasangan mempunyai komitmen untuk jujur terhadap diri dan pasangannya
6. Setiap pasangan berjanji dengan sungguh-sungguh belajar dan bagaimana mencintai pasangannya
7. Setiap pasangan belajar menerima setiap kekurangan yang dimiliki pasangannya sehingga berusaha menutupi kekurangan tersebut menjadi suatu tim yang saling melengkapi.
Setiap pasangan yang akan menikah akan selalu mendambakan sebuah hubungan yang langgeng dengan pasangannya, namun sebuah hubungan tidak memiliki komitmen dan komunikasi yang baik akan menghadapi permasalahan-permasalahan dalam hubungan intra-inter personal dengan pasangannya. Misalnya saja pada point nomor satu, bila salah satu pasangan tidak mau berkomitmen untuk memperbaiki pribadinya maka akan menimbulkan sebuah pertanyaan apakah kita akan menghabiskan waktu hidup kita bersama seseorang yang egois? Tentu sangat menguras energi kita nantinya menghadapi pasangan seperti itu.
Poin diatas bukanlah sebuah kriteria untuk pasangan yang qualified, pasangan yang baik adalah pasangan yang selalu berjuang melakukan sesuatu yang terbaik untuk mempertahankan atau melanjutkan keberlangsungan pernikahannya, kualifikasi itu ada pada usaha dibandingkan poin-poin diatas semata, Ibu bisa menambahkan poin-poin itu secara bersama pasangan dan melakukannya secara bersama-sama atas rasa cinta dan kasih sayang.

Sayed Muhammad adalah lulusan psikologi Universitas Islam Indonesia, ia adalah perintis dan penulis tetap di website ini.
saya tasya usia saya 29 thn,saya menikah dg suami saya sdh 4 thn lamanya.di awal pernikahana kami suami selalu berhubungan dengan rekan kerja tiap mlm.pdhl tahu klo rekan kerja sdh pny suami bgt jg sebaliknya, sdh sy nasehati tp tetap saja pada akhirnya ketika 1 pernikahan kami dan baru saja memiliki anak suami ketauan klo punya msh trs berhubungan, dan sy dgr dr kbr sahabat tmpt dia curhat ktx mw menikah.semenjak itu pernikahan kami di warnai pertengkaran dia sll mengusir dr rmh ortunya dan berkata kasar,dan dia gak pernah nafkahi lahir maupun batin. tolong bantu saya bagaimana saya harus bersikap,batin… Read more »