Terobsesi Homoseksual
Assalammualaikum pak.
Saya mahasiswa usia 20 tahun tinggal di jakarta saat ini. Saya mempunyai orientasi homoseksual yang menurut perkiraan saya muncul sejak saat saya kelas 2 smp. Pada saat itu pertama kali kelamin saya dipegang oleh pria dewasa yang sampai saat ini saya tidak tahu wajahnya seperti apa karena kejadiannya di motor dan dia memakai helm. Singkatnya mengapa saya mempunyai kecenderungan tersebut karena sejak kecil saya sudah terbiasa bermain dengan wanita, main permainan wanita, namun pada saat yang bersamaan saya sering bermain bola dan bermain dengan pria, tetapi seringkali saya menjadi bahan ejekan di kelompok pria karena saya feminin (bencong, dsb). Ejekan tersebut seakan selalu melekat sampai saat ini walaupun tidak separah dulu. Beberapa kali saya minta pindah sekolah saat smp dan sma namun tidak diizinkan. Saya sering mencari alasan agar tidak sekolah, karena betapa saya merasa tertekan ketika berada di sekolah. Namun saya beruntung masih ada beberapa orang yang mau menjadi sahabat saya walaupun hanya sekedar teman bercanda dan itupun perempuan. Saat2 masa sekolah saya sering tenggelam dalam dunia saya sendiri. Saya sering berfantasi, mengkhayal, termasuk mengkhayal dengan sesama jenis. Saya pernah menelpon pria dan berpura2 menjadi wanita, saya pernah berpura2 menjadi wanita terkenal di kamar sendiri dan mempunyai nama. Entah itu kepribadian ganda atau bukan. Saya sering menangis, pemurung, intinya saya begitu sensitif. Sekitar usia 18-19, saya mempertanyakan eksistensi saya sebagai manusia. Saya pun mempertanyakan keberadaan Tuhan. Saya seakan tidak punya masa depan yang baik. Singkat cerita, pertanyaan2 tsb membantu saya lebih mengenal diri sendiri dan Tuhan. Namun hal tsb tidak otomatis menjadikan saya seorang muslim yang taat. Saya masih sering sedih, freezing, masih belum terlalu engage dengan lingkungan sekitar. Tapi saya bersyukur frekuensi kesedihan dan kegalauan saya menurun, saya terus menggali hikmah dibalik semua ini. Gejala menjadi “pribadi yang lain” mulai menghilang. Ketika sendiri di kamar pelampiasan negatif saya: merenung sedih atau nonton porno. Kebiasaan yang masih sulit dihilangkan, Yang mau saya tanyakan, bagaimana seharusnya sikap saya ke depan? saya tau tindakan homoseks haram, dsb, saya sudah seirng membacanya. Namun saya masih jarang menemukan solusi mengenai hal tersebut. Pembahasan hanya berkisar soal haram, dosa, larangan. Saya atau kami butuh solusi untuk menata kehidupan yang lebih baik. Saya sudah “pasrah” mengenai perasaan saya, dalam artian saya sudah tidak muluk2 meminta kepada Tuhan untuk menghilangkan orientasi saya. Saya hanya ingin diberikan yang terbaik. Karena saya yakin apa yang saya alami tidak lepas dari tanganNya. Kemudian saat ini saya kuliah dan di kampus saya hanya bermain dengan wanita2. Saya ingin berubah, saya kangen bermain sepak bola, dsb. Saya ingin bergaul dengan pria secara normal. Saya ingin menikah dengan perempuan dan punya anak. Apakah saya harus pindah kampus dan memulai babak baru? Karena labelling di kampus saya saat ini seakan sulit dilepas. Jika saya pindah kampus, apakah menjamin bahwa kehidupan saya akan berubah? dan jika pindah, jurusan apa yang saya harus ambil? apa ada jurusan kuliah tertentu? saya benar-benar ingin memulai babak baru dalam kehidupan saya namun saya tidak tahu harus mulai darimana. Semoga informasi yang saya berikan cukup untuk dipahami. Terimakasih pak, wassalammualaikum wr wb.
Mahasiswa – (20)
Assalamulaikum
Dear Adinda, saya bisa memahami perasaan Adinda dalam berusaha untuk bangkit melawan kebiasaan-kebiasaan lama yang terus menghantui dalam mengubah sikap dan perilaku keseharian untuk menjadi normal dan tidak terobsesi dalam
homoseksual.
Ada beberapa hal yang perlu saya utarakan disini, pertama bahwa perilaku homoseksual merupakan bentuk penyimpangan seksual dan menentang norma-norma yang ada di dalam masyarakat kita, meskipun saat ini homoseksual dianggap sesuatu yang lumrah, namun sebagai seorang muslim saya secara pribadi juga menentang homoseksual yang telah jelas dilarang di dalam al Quran dan sunnah.
Kedua, kadang dalam proses konseling melalui email atau online tidak semuanya dapat mengubah perilaku secara langsung pada pribadi klien, meskipun ada niat dari pasien itu sendiri, selangkah lagi menuju pada konseling secara langsung (melalui tatap muka) akan lebih efektif dalam penyembuhan, melalui treatmen-treatmen yang diberikan oleh konselor yang disesuaikan dengan pribadi Adinda.
Ketiga, perubahan perilaku yang diinginkan oleh Adinda dapat berhasil bila dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan menjalankan terapi secara baik dan benar. Kebanyakan klien akan merasa putus asa bila tidak ada perubahan secara signifikan secara singkat, padahal perubahaan itu kadang membutuhkan waktu yang lama, oleh karena itu faktor disiplin juga perlu ditekankan untuk keberhasilan sebuah program kesembuhan.
Baiklah, ada beberapa hal yang perlu saya tanggapi perihal pengambilan keputusan untuk pindah kampus bukanlah solusi yang tepat karena lingkungan sosial Adinda sendiri tidak memberikan pengaruh terhadap obsesi tersebut. Justru obsesi itu muncul ada dalam diri dan pikiran Adinda sendiri. Oleh karena itu proses penyembuhan itu haruslah dimulai dari dalam diri sendiri terlebih dahulu, tentunya dengan tekat untuk sembuh dan terlepas dari segala bentuk yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku ke depannya.
1. Penyembuhan haruslah dimulai dari dalam diri, beberapa tips bisa Adinda baca dalam konseling sebelumnya di halaman ini :
2. Perluaskan silahturahmi dengan teman, kurangi waktu bermain di dalam kamar.
3. Memperluas teman tidak hanya sebatas teman sebaya, juga orang-orang yang sudah dewasa dan sudah menikah.
4. Olahraga, dengan berolahraga akan melepaskan energi-energi negatif, olahraga menyalurkan energi tersebut dengan lebih baik, sehingga pikiran lebih fresh dan membuat otot-otot tubuh kita tidak menjadi kaku.
Demikian, semoga dapat membantu Adinda.

Sayed Muhammad adalah lulusan psikologi Universitas Islam Indonesia, ia adalah perintis dan penulis tetap di website ini.
Leave a Reply