Saudara Mendompleng Nama Ayah
Jd begini,.. Ortu saya itu wirausahawan. Ortu saya punya suatu usaha. Namanya buka usaha pasti butuh karyawan yg melengkapi suatu usaha tsb. Kami sdh me-recruit bbrp orang dr daerah2. Ada yg g betah tinggal di jkt, akhrnya ada bbrp yg pulang kampung lg, pdhl kerja di tempat kami itu fasilitasnya benar2 sgt cukup utk org2 yg baru datang dr kampung utk kerja di jkt. Tp ada yg bener2 niat kerja utk cari uang shg masih bertahan di perusahaan kami, nah orang2 spt itu yg kami cari. Memang sih, kami kerepotan utk mencari tenaga baru yg benar2 mau kerja dan membantu memajukan perusahaan. Tapi, bukan itu masalah utama yg mau dibahas disini..Ceritanya begini.. Saudara saya dr keluarga ayah saya blm punya pekerjaan dan minta ke ayah saya untuk diberikan pekerjaan di perusahaan kami. Kemudian kami bantu dia dgn memberi dia pekerjaan di perusahaan kami. Karena dia tidak mempunyai keahlian yg layak utk bekerja di bagian kantor, maka kami memberi dia posisi sbg pelayan rumah makan. Nah, masalahnya dia bekerja dgn tidak profesional, dia bekerja seenaknya karena merasa masih punya hubungan keluarga dengan pimpinan perusahaan yg tak lain adalah ayah saya sendiri. Dia tdk mengerjakan tugasnya seperti yg tertera di job-dis. Untuk mengatasi karyawan yg tdk bekerja dgn benar, tentunya bukan tugas ayah saya sbg pimpinan melainkan tugas dari manager/supervisor utk menegurnya. Bukannya merasa salah dan berubah menjadi lebih baik tetapi dia malah marah2. Menghadapi hal spt itu, manager melaporkannya kepada ibu saya. Memang, selama ini masalah2 yg ada di bawah biasanya hanya ibu saya yg dilapori, karena ibu saya biasanya bisa mengambil langkah yg bijaksana. Sementara ayah saya lebih temperamental. Jadi, ada bbrp masalah yg tdk sampai ke ayah saya krn sudah terselesaikan oleh solusi dari ibu saya. Kembali lg ke masalah saudara saya td, bbrp masalah masih blm disampaikan ke ayah saya oleh ibu saya. Tapi, setelah bener2 keterlaluan, barulah ibu saya melapor ke ayah saya. Dan, masalahnya ayah saya tdk percaya dgn laporan itu, beliau malah menuduh karyawan yg lain berbohong untuk menjelek2kan saudara saya itu, dan beliau jg malah membelanya, karena saat dipanggil ayah saya, dia benar2 bisa meyakinkan ayah saya bahwa dia telah bekerja dgn baik. Padahal kenyataannya saudara saya itu benar2 telah melakukan kesalahan yg membuat usaha kami tersendat. Karena sblm kedatangan dia, perusahaan kami mengalami peningkatan, begitu dia datang, usaha kami mengalami penurunan. Tetapi ayah saya menyangkalnya, malah menyalahkan karyawan lain yg bekerja dgn baik. Suasana ini membuat karyawan lain tidak nyaman lg bekerja di tempat kami karena disalahkan untuk perbuatan yg benar. Bbrp dari mereka sdh ada yg minta resign, padahal mereka karyawan andalan kami, tanpa mereka, usaha kami akan terpuruk. Ibu saya juga sangat menyayangkan hal ini terjadi, tp beliau jg tdak berdaya utk memberitahu hal sbnrnya karena malah dianggap menjelek2kan keluarga ayah saya. Sementara saya tinggal di luar kota, jd saya tdk begitu mengenal medannya, shg saya bisa kalah argumen, dan saya jg masih blm berkepala dua tp pikiran saya sdh agak dewasa sdkt krn saya perempuan, jd pendapat saya kemungkinan blm terlalu dianggap. Sedangkn kakak saya satu tahun di atas saya dan dia blm punya pemikiran yg dewasa, maupun adik saya yg masih SD. Jd saya tdk bisa mengandalkan mereka utk membantu menyelesaikan masalah ini. Saya mengetahui masalah ini dari ibu saya. Beliau bingung apa yg harus dilakukan agar usaha kami tidak berhenti di tengah jalan karena usaha ini sumber pendapatan kami. Jadi beliau selalu curhat kepada saya, anak perempuan beliau, untuk mengurangi beban pikiran beliau. Apa yg harus kami lakukan? Solusi apa yg harus kami ambil utk mengatasi masalah ini? Kami tunggu balasannya. Terima kasih sebelumnya
Mahasiswa – Jakarta
Hallow
Masalah yang Adinda alami memang cukup pelik, hal ini menyangkut hubungan kekeluargaan antara ayah dan saudara darinya. Disamping itu usaha yang sedang dijalankan mesti survive untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Posisi Adinda memang tidak menguntungkan karena Adinda sendiri berada diluar kota. Sebuah bisnis atau usaha yang sedang dirintis haruslah profesional walaupun itu sebuah bisnis keluarga. Terpenting dalam bisnis yang sedang dibangun adalah adanya pembagian tugas masing-masing berdasarkan job description yang telah disusun. Sebuah bisnis haruslah membangun tim kerjasama dan partisipasi total setiap anggota tim, saling bersinergi dan bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing. Oleh karena itu, Ayah Adinda haruslah sedikitnya mengerti tentang “manajemen (produktivitas) total” sebagai pemilik perusahaan (process owner). Dalam tim yang terbentuk, sebagai process owner seyogianya Ayah Adinda harus terlibat dalam pelbagai proses bisnis dalam perusahaan yang dibentuknya;
1) Memimpin, terlibat dalam tim dan bertanggungjawab dalam setiap perbaikan proses
2) Setiap anggota tim haruslah bekerjasama dalam perbaikan proses, termasuk semua perwakilan anggota dalam dalam bidang-bidang (unit) yang dibentuk.
3) Dalam pemilihan fasilitator (termasuk teknikal, supervisor, manager) haruslah dipilih dari orang-orang yang memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang berkaitan dengan proses tersebut. Tentunya dalam kasus Adinda, Ayah haruslah mempercayai semua laporan yang muncul atau diberikan oleh superviosr (baik secara tertulis atau lisan) karena merekalah dipilih untuk tugas seperti itu, jadi tidak boleh diabaikan bila terjadinya permasalahan-permasalahan yang dapat merusak kinerja tim yang saling bersinergi.
4) Adanya rencana kerja yang dirumuskan agar pelaksanaan perbaikan proses dapat mejadi lebih efektif dan efisien. Tidak cukup hanya memakai job description dalam pembagian tugas semata (tugas secara umum), perencanaan kerja dapat merupakan sebuah misi tim (target yang dicapai dalam skala waktu yang relatif singkat) dalam pelaksanaan perbaikan proses.
5) Hampir semua instansi atau perusahaan di Indonesia sangat jarang melakukan proses audit secara rutin, memang disamping membutuhkan biaya besar, orientasi audit kadang juga tidak diarahkan adanya perbaikan manajemen, termasuk empowerment terhadap tim kerja. Memperhatikan beberapa kondisi Adinda sebagai anak perempuan dan juga tinggal diluar kota, mungkin sebagai Ayah beranggapan bahwa bisnis keluarga yang sedang dirintisnya tidak membutuhkan saran-saran, bisa saja beliau -sebagai kepala keluarga beranggapan bahwa anak-anaknya tidak perlu banyak tahu dan ikut campur dalam pengembangan bisnis keluarga yang sedang dirintisnya, sebagai anaknya Adinda perlu dan setidaknya ikut dalam bertanggungjawab terhadap kondisi perusahaan adalah langkah yang tepat, kerugian perusahaan juga akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan dan psikologis anggota keluarga lainnya
Memperhatikan kondisi tersebut lakukanlah pendekatan psikologis terlebih dahulu antara Adinda dengan ayah, lakukan pendekatan dengan cara berpikir logis -seperti cara berpikir pria. Jangan menggunakan sugesti yang dapat melibatkan emosi seperti menilai tanpa objektif, merasakan, menurut perasaan, dan sebagainya. Pria cenderung menolak muatan-muatan emosi dalam bekerja.
Tanyakanlah suasana pekerjaan, kinerja pegawai dan pelbagai proses produktivitas kepada beliau, berikan waktu untuk beliau dalam menjelaskan, usahakanlah sesekali memberikan pendapat yang dapat meyakinkan beliau bahwa Adinda mempunyai kapabilitas dan pengetahuan dibidang tersebut. Jangan putus asa bila beliau kadang menolak saran-saran Adinda, tapi secara terus menerus melakukan pendekatan. Cobalah dekati beberapa pegawai untuk mendapatkan informasi penting kinerja perusahaan, job description serta manfaatnya, teliti tingkat efisensi dan efektifitas kinerja dengan demikian Adinda akan mendapatkan gambaran umum tentang perusahaan tersebut.
Tanyakalanlah pada ayah bagaimana proses evaluasi kinerja pegawai, bagaimana laporan tersebut disusun, bagaimana insentif diberikan, bagaimana metode pelatihan diberikan, bagaiamna aturan perusahaan dibuat dan bagaimana fleksibelitas aturan itu berlaku, dan terakhir; bagaimana evaluasi kemampuan pegawai dilakukan. Usulkan kepada ayah bila semuanya itu tidak dilakukan dalam perusahaan untuk meningkatkan produktivitas. Berikan gambaran umum tentang prakteknya, klasifikasi kemampuan dan sebagainya. Tujuannya adalah dengan secara tidak langsung Adinda dapat memberhentikan/memindah tugaskan saudara ayah tersebut pada posisi tidak penting karena dianggap tidak mempunyai keahlian umum ataupun spesifik dibidangnya berdasarkan evaluasi kinerja yang disusun. Menurut saya secara pribadi, bagaimanapun sebuah bisnis keluarga dibentuk, tanpa adanya prinsip-prinsip kerjasama tim tidak akan bersinergi bila adanya kepentingan ikatan saudara semata tanpa adanya komitmen, kepercayaan, keterbukaan, komunikasi, kebijaksanaan, keyakinan dan kebanggaan, keterikatan dan ketergantungan, ketabahan, kredibilitas sebagai poin-poin penting dalam kerjasama tim.
Catatan pertimbangan Biasanya pada individu yang melakukan mekanisme petahanan dengan cara bersembunyi dibalik kekuatan orang-orang terdekatnya tidak mempunyai keahlian dibidang tersebut, bisa saja individu tersebut memang tidak mengerti atau tidak menyukai tugas-tugas yang diberikan karena tidak sesuai dengan keahlian yang ia punya atau tidak sesuai dengan tingkat kepribadian. Perasaan inferioritas tersebut ditutupi dengan cara mekanisme pertahanan agar ia dapat diterima oleh orang lain dan dapat berkompentensi secara tidak tepat, dalam hal ini ia membutuhkan penghargaan berlebihan dari rekan kerjanya. Agar ia ia disegani dan ditakuti oleh orang-lain sementara tanpa di iringi dengan perbaikan diri. Tanyakanlah keinginan posisi dimana ia ingin ditempati, berikan penjelasan dan pelatihan mengenai tugas-tugasnya. Evaluasi seminggu kemudian. Usulkan kepada ayah Adinda agar tidak merusak persaudaraan antara ayah dan saudaranya itu.

Sayed Muhammad adalah lulusan psikologi Universitas Islam Indonesia, ia adalah perintis dan penulis tetap di website ini.
Leave a Reply