Marah Tidak Terkendali
Saya mahasiswi semester 2 perguruan tinggi negeri di Depok. Saya punya beberapa masalah yg sedikit-banyak mengganggu benak saya. Entah sejak kapan tepatnya, saya tidak bisa mengontrol marah. Awalnya, saya tidak pernah menggubris hal-hal sepele seperti diacuhkan, pertengkaran dgn adik, masalah acak di rumah/kampus dsb. Tapi tampaknya, lama-kelamaan semua masalah sepele itu terakumulasi dan membuat saya tidak bisa menahan emosi. Sedikit masalah saja bisa membuat saya sangat marah. Apalagi jika dikecewakan, saya akan sangat marah sampai rasanya ingin memukul orang atau menghancurkan sesuatu. Tapi saya berasal dari keluarga yang cukup baik, tidak pernah ada kekerasan atau kebiasaan melempar barang, atau bentak-bentak, sehingga jika saya uring-uringan atau melempar barang, saya pasti akan diomeli. Jadi saya tidak pernah melampiaskan dgn cara-cara itu. Saya hanya diam dan paling-paling mengungkapkannya lewat kata-kata sarkastis di media sosial.
Tapi lama-lama saya tidak tahan juga. Akhirnya saya menemukan cara lain mengurangi amarah saya, yaitu dgn berdarah, atau melihat film-film atau hal-hal sadis di internet. Untuk mengalihkan semua emosi itu, saya suka menggunting kuku sampai ke kulit-kulitnya, bahkan sampai kulitnya lepas dan berdarah banyak. Saya pasti baru merasa lega kalau sudah berdarah. Tapi saya tidak suka menyayat diri, karena sakitnya tidak tertahankan. Saya lebih suka sakit di ujung-ujung jari yg membuat saya merasa lega. Tapi berdarah tak selamanya membuat saya lega dari amarah, rasa sedih, atau kecewa. Kadang saya begitu murka dan benci kepada hal-hal atau orang-orang yang membuat saya sangat marah. Sampai seringkali terbesit di benak saya, saya ingin orang-orang itu hilang dari dunia ini. Saya ingin mereka mati. Saya ingin mereka bersimbah darah, kalau perlu di tangan saya.
Bahkan ada beberapa orang yang sangat-sangat saya benci, yang ketika melihat mereka, menimbulkan sensasi di badan saya yg membuat saya ingin menusuk mereka, secara harfiah. Tapi saya tahu itu tidak mungkin. Akhirnya, saya diam lagi, menyimpan rapat-rapat keinginan aneh ini. Keinginan membunuh atau melukai orang ini juga saya alami jika ada yang berusaha mendekati seseorang spesifik yg sangat saya sayangi. Saya tidak suka jika ada yg mendekati dia, rasanya ingin saya singkirkan saat itu juga. Kadang-kadang rasa benci itu bahkan juga saya lampiaskan pada orang yg saya sayang ini. Seringkali saya merasa semua keinginan ini bukan berasal dari diri saya, tapi entah sesuatu pada diri saya yg memang sangat benci kepada orang-orang di sekitar saya. Saya membaca di internet, katanya ini dinamakan Gangguan Kepribadian Ambang. Apakah saya menderita gangguan kepribadian ambang? Apakah saya mengalami gangguan jiwa? Ada beberapa orang yg bahkan menyebut saya psikopat, tapi memangnya saya ini psikopat? Entah apalah saya ini, tapi kadangkala saya suka jika orang lain mengatakan saya aneh atau psikopat. Saya merasa dianggap. Saya tidak mengerti sebenarnya ada apa dgn diri saya. Tolong dok, berikan diagnosis dan solusi yg konkrit untuk saya. Saya benar-benar harus tahu ada apa dgn diri saya. Terima kasih.
Mahasiswi [18]
Haloo Adinda,…
Beberapa gangguan kepribadian muncul pada awal masa remaja, beberapa diantara gangguan tersebut berlanjut sampai usia terntentu atau bahkan mengidap sepanjang hidupnya. Hal yang mudah dipahami untuk menjelaskan situasi tersebut adalah pada usia remaja terjadinya banyak perubahan fisik, mental atau pun psikologis secara bersamaan. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan yang berjalan sangat cepat pada usia tersebut, anak juga mengalami beberapa pengalaman-pengalaman baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Penyimpangan perilaku dapat terjadi bila proses adaptasi terhadap pengalaman-pengalaman tersebut tidak benar atau tersalurkan diluar abnormalitas yang berlaku.
Kondisi Adinda saat ini dapat terus berkembang menjadi pribadi yang tidak sehat bila stress reduction yang Adinda lakukan seperti diatas untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Tindakan-tindakan diatas akan terus memperburuk kondisi mental Adinda kepada penyimpangan-penyimpangan kepribadian lebih lanjut. Ada baiknya Adinda menjauhi perilaku menonton hal-hal yang sadistis dengan menggantikan dengan kegiatan sosial. Kegiatan sosial bersama teman-teman akan menumbuhkan empati kepada orang lain, dengan demikian rasa kepedulian terhadap orang lain akan menggantikan perasaan ingin menyakiti.
Untuk diagnosa secara tepat sangat sulit dilakukan melalui konsultasi online, dalam beberapa kasus seseorang yang mengalami gangguan kepribadian pertama juga dapat diikuti dengan dengan simtom gangguan kepribadian lain atau bahkan sekaligus mengidap beberapa simtom gangguan kepribadian secara bersamaan.
Individu yang didiagnosa gangguan eksplosif intermiten juga memiliki kaitan dengan beberapa gangguan lainnya seperti; gangguan depresi, gangguan bipolar, gangguan kecemasan dan gangguan obsessive-compulsive. Akan tetapi diagnosa dikatakan mengalami gangguan IED, bila kekerasan yang muncul bukan disebabkan oleh gangguan mental lainnya atau kondisi mental lainnya. Berdasarkan DSM IV untuk definisi EID pada poin ketiga ini masih dalam perdebatan dan dianggap kontroversi bagi beberapa ahli dalam memahami kriteria tersebut.…
Permasalahan Adinda hanya dapat diselesaikan dengan melakukan konseling langsung dengan psikiater, karena dengan konseling langsung, psikiater akan menyusun perencanaan terapi secara sistematik yang dapat dilakukan oleh Adinda selanjutnya. Dalam masa penyembuhan nantinya psikiater atau psikolog akan memberikan arahan-arahan perilaku yang mesti Adinda lakukan dalam pengelolaan konflik, mengelola emosi dengan tepat, pengarahan perilaku yang normal dan sebagainya. Hal terpenting untuk penyembuhan itu sendiri adalah adanya keinginan untuk sembuh dari dalam diri Adinda sendiri, bila tidak, apapun yang dilakukan oleh psikiater nantinya akan menjadi sia-sia, maka berkerjasamalah dengan mereka. Semoga dapat membantu.

Sayed Muhammad adalah lulusan psikologi Universitas Islam Indonesia, ia adalah perintis dan penulis tetap di website ini.
Mungkin orang lain akan beranggapan bahwa hal tersebut lumrah terjadi, menimbang usia Adek yang masih sangat belia, perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang sedang terjadi diakibatkan oleh masa pubertas yang sedang dialami. Namun, bila perubahan-perubahan tingkah laku tersebut tidak menghilang bila menjelang usia 18 tahun maka kemungkinan terjadinya penyimpangan kepribadian akan semkain terbuka lebar dimasa perkembangan mendatang…
met mlm semuany pak mau curht ni tlng minta solusiny.
pak umur sy udah 30th/bujang skng sy puny pacr n udh pacrn 1thn ini tp perasaan sy slalu gelish trus krn pacr sy pendiam/jarang bicarany trus tiap hr gak da kbr kalo gk sy yng ngubungin trus .kyk ny sikap ny brubah tdk spt yng dulu2 lg gmana sy menghadapi wanita yng seprt ini ya pak