Kekasih Beda Agama
Saat ini saya karyawan asal Indonesia yang bekerja di Dili, Timor Leste dan saya sedang berteman dengan pria tapi kami beda agama. Dia pemeluk Katolik dan saya Muslim. Sudah berulang kali saya bilang ke dia bahwa saya hanya ingin berteman saja dengan dia, tapi dia selalu bilang bahwa selama saya selum menikah dia tetap akan menunggu saya. Padahal sampai saat ini saya belum punya kekasih. Segala hal sudah saya lakukan bahkan dengan tegas saya menolak dia tapi dia tetap pada pendiriannya. Apa yang harus saya lakukan? Apa saya harus cuti dan pulang ke Indonesia dan menghilang dari dia untuk sementara waktu? Trims atas saran Bapak.
Karyawati – Surabaya
Mbak KM, saya rasa anda telah mengambil sikap yang tepat. Sekalipun anda mencintainya, namun menikah dengan seseorang yang berbeda agama sesungguhnya sangat beresiko. Resikonya terlalu besar. Resiko itu berasal dari Tuhan, keluarga dan orang-orang yang ada di sekitar anda, terutama untuk anak-anak anda nanti. Anda sendiri pasti sudah tahu bagaimana ajaran agama tentang pernikahan seorang wanita dengan lelaki yang berasal dari agama yang berbeda. Kalau anda melanggarnya, anda akan berada dalam keadaan merasa bersalah terus-menerus. Tentu itu tidak baik bagi kehidupan anda. Belum lagi reaksi orangtua dan lingkungan. Selain itu juga resiko bagaimana nanti anda mendidik anak-anak anda. Berdasar pengamatan saya selama ini, orang yang menikah dengan lelaki/perempuan yang berbeda agama sangat kikuk dalam mendidik anak-anaknya. Akhirnya, si anak tidak belajar atau diberi pelajaran agama secara memadai.
Sebaliknya, pernikahan yang terbaik adalah dengan seseorang yang visi dan latar belakangnya sama dengan anda. Anda dan dia berasal dari latar belakang agama yang sama. Kesamaan agama akan memudahkan anda mengelola konflik. Lebih-lebih bila anda dan dia bersepakat untuk kembali ke agama setiap kali berhadapan dengan masalah. Dengan kesamaan visi atau cita-cita, hidup anda juga akan bahagia.
Anda dan pasangan akan saling menunjang dan membantu sama lain. Ayunan langkah anda dan pasangan akan seirama. Bagaimana melepaskan diri darinya? Konsisten dengan sikap anda. Tetap saja sampaikan bahwa anda tidak bisa hidup dengan orang yang berbeda keyakinan agama. Sikap yang tegas semacam ini akan memberi pesan kepadanya bahwa anda adalah seorang wanita yang berprinsip dan tegas.
Konsistensi sikap anda akan membuat dia bertindak rasional. Perlahan-lahan semoga dia akan melepaskan diri dari cintanya yang memaksa itu. Cinta tak dapat dipaksa. Perlukah menghilang dari dia dan pulang ke Indonesia? Kalau anda sangat terganggu, pilihan semacam ini termasuk sesuatu yang disarankan. Lebih-lebih kalau pekerjaan anda tidak menghalangi anda untuk sementara waktu meniinggalkan Dili. Demikian. Selamat berjuang!

Fuad Nashori adalah salah seorang pelopor dan ahli di bidang Psikologi Islami, sehari-hari beliau menjabat sebagai Ketua Umum PP Asosiasi Psikologi Islami Indonesia dan Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, (UII) Yogyakarta. Fuad Nashori adalah penulis tetap untuk rubrik Psikologi Islami di website ini
Leave a Reply