Istri Posesif dan Keinginan Seksual Suami yang ‘Nyeleneh’
Dear Bp Sayed Muhammad. Belakangan ini sering timbul perdebatan antara sy & suami, perihal kategori sepele & tidak sepele. Sy sering x bingung, pa yg sebaiknya & seharusnya sy lakukan ? Sering x seperti disengaja, pdhal sebelumnya sy sudah sampaikan sy tdk suka hal tsb, tp ttp dilakukan. Sy mmg org yg sensitif & posesif & sy sudah berkali2 sampaikan ke suami. Yg awalnya sy tanggapi dgn halus pun Masi tetap dilakukan. Mohon maaf sebelumnya, berikut bbrp hal yg sering x menjadi perdebatan kami : 1. Saat sy sakit, pulang kerja tetap larut malam 2. Saat di-add di group alumni WA, dgn santai “kyknya mantan aq”. Da 3 nama yg disebut (sy tdk termasuk alumni tsb) 3. Di group alumni tsb ada 1 org yg sgt baper. walau sudah di-bully teman2 lain di group. Dikatakan Dy banyak kenangan dgn suami sy, sok tau dgn keadaan suami sy, dll. Mmg bagus suami cerita terus terang ttg teman2nya, tp sakit ya mendengarnya 4. Saat berhubungan sex suami sk membicarakan / melakukan hal aneh yg sudah sy sampaikan sy tdk sk. Suami mw threesome, backdoor, sk photo saat sy melakukan oral, minta sy melakukan oral sampai suami keluar 5. Suami senang di-oral sbg pembuka hub sex. Saat itu suami masi dalam keadaan sambil pegang HP (main game / buka FB) 6. Saat ngobrol kumpul dgn teman2nya suami sk membicarakan kegiatan laki2 yg sy anggap negatif (saat itu ada sy, krna kenal jg dgn teman2nya). Kebetulan suami kerja di lapangan, banyak di-entertain oleh rekan kerja. Spa & pijat, karaoke dgn LC, tricky negatif ke sales kartu kredit, 7. Suami punya kelebihan / sex appeal yg tinggi, dimana saat Dy bicara / diskusi org yg awalnya menanggapi biasa saja / ogah2an bs menjadi sgt antusias. Sy menganggap itu default-nya suami, sbg pembawaan. Sudah sering sy mengalami sendiri, terutama saat diskusi dgn para client. Saat kami di tempat santai sering perempuan memperhatikan suami (secara sembunyi2 / terbuka) dgn tatapan yg tdk biasa, walau suami tdk flirting / menggoda. Pdhal secara fisik suami sy biasa2 saja. Mohon maaf sekali lg Pak, mungkin mmg sy yg terlalu sensitif. Sehingga hal2 yg sebenarnya sepele menjadi besar menurut sy. Mohon bantuan arahan Bapak, bagaimana sy mengatasi semua ini. Terima kasih banyak. Salam..
Pekerja Swasta (39) – Jakarta
Salam, Ibu..
Sering terjadi perdebatan dengan suami merupakan tanda yang baik, baiknya adalah keduanya masih memiliki kesempatan untuk berbicara, namun haruslah ada solusi ketika terjadi perdebatan. Biasanya berdebat dengan pasangan lebih cenderung untuk memenangkan pembicaraan dibandingkan bersama-sama untuk mencari solusi. Dalam perdebatan sangat jarang salah satunya memiliki kemampuan mendengarkan saat pasangannya berbicara, melainkan keduanya bersama-sama berbicara. Mungkin lebih baik adalah saling bertukar pendapat, sehingga adanya kesempatan untuk berbicara dan mendengarkan dan didengarkan. Maka hal yang perlu diubah adalah cara, waktu dan kesempatan berbicara yang berbeda dengan cara-cara sebelumnya dilakukan.
Menyangkut beberapa pernyataan Ibu yang perlu dijelaskan;
1. Saat Ibu sakit suami tetap pulang larut malam. Mungkin Ibu berpikir bahwa dengan suami pulang lebih awal menunjukkan sebuah kepedulian, tepatnya adalah waktu yang disediakan suami untuk dekat dengan Ibu harus lebih banyak, bukan menuntut suami untuk pulang lebih awal. Kebiasaan dan aturan jam kerja tidak bisa diubah namun kesediaan suami untuk merawat atau dekat Ibulah yang paling penting.
2 dan 3; Masa lalu tidak dapat diubah, bertemu mantan pacarnya dulu adalah hal biasa yang dapat terjadi pada siapapun. Rasa cemburu itu adalah hal yang lumrah terjadi karena rasa memiliki pada pasangan kita. Jadi tidak perlu dicampur dengan dengan rasa amarah atau tidak suka, namun hal yang perlu dilakukan adalah mengucapkan rasa sayang dan cinta kepada pasangan di suatu kesempatan lain.
4. Mengenai keinginan suami ingin melakukan threesome merupakan fantasi liar yang dapat berdampak buruk pada kualitas hubungan suami-istri. Praktek ini tidak sesuai dengan norma masyarakat, melanggar kaidah agama dan memiliki dampak buruk terhadap perilaku sosial, kesehatan dan mental. Hal yang perlu dilakukan adalah mengubah fantasi itu dengan pemenuhan kebutuhan seksual suami dengan cara berbeda sebelumnya.
5. Suami Ibu sepertinya terobsesi dengan pornografi yang sering ia tonton. Hal ini terlihat dari keinginannya melakukan threesome, merekam kegiatan seksualnya, serta backdoor (analseks). Hal yang perlu diubah adalah kemampuan untuk menikmati dan sensai seksual secara baik, sehat dan tidak berbahaya, terpenting dari kegiatan tersebut adalah meningkatkan kualitas hubungan keintiman dengan pasangannya adalah lebih utama.
Hal-hal lain merupakan sebuah kelebihan yang dimiliki suami yang patut disyukuri, tidak perlu ditakuti atau dijadikan suatu hambatan dalam meningkatkan kualitas hubungan suami-istri. Dalam hal ini, bukanlah Ibu harus terus memilihara sikap posesif melainkan belajar menyeimbangi dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan emosional pasangan, tentunya juga demikian sebaliknya. Kuatnya sebuah hubungan dimulai dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut secara seimbang.
Terakhir, saya menyarankan ibu menggantikan perdebatan dengan cara komunikasi yang melibatkan bahasa tubuh yang positif. Bicaralah kebutuhan emosional Ibu kepada suami, tentunya pilihlah cara yang berbeda, waktu yang tepat saat mood suami yang bagus. Demikian, salam, semoga bisa membantu.

Sayed Muhammad adalah lulusan psikologi Universitas Islam Indonesia, ia adalah perintis dan penulis tetap di website ini.
Maaf saya punya dua org anak. Yg anak ke 2 baru berusia 4 thn. Ukuran kemaluanya tidak lebih dr jari kelingkingnya dan panjangnya sekitaw 1,5 s/d 2 cm. Ini normal atau tdk.dan apa solusinya