Gay Ingin Berubah
Salam kenal. Saya adalah seorang mahasiswa, dan menerima diri sendiri sebagai seorang gay dengan role bottom. Saya sendiri masih memiliki perasaan terhadap wanita, tetapi lebih berupa perasaan suka, sayang, dan cinta, tanpa adanya nafsu. Sedangkan untuk nafsu seksual sendiri saya lebih tertarik kepada laki-laki. Sebagai seorang warga Indonesia dan umat muslim, saya tahu yang saya jalani ini salah. Saya akui saya ingin untuk berubah, tapi ada banyak kekhawatiran yang membuat saya ragu bisa berubah : 1. Sebagai seorang gay dg role bottom, bagaimana caranya saya bisa memuaskan istri saya kelak? Bagaimana saya bisa memiliki anak dan memberikan cucu bagi orang tua dan mertua? Sementara saya sendiri menyadari bahwa saya hanya dapat terangsang bila bersama lelaki. 2. Jika nanti saya harus menikah, apa yang harus saya katakan kepada istri saya ketika ia mengetahui saya gay dan tak bisa memuaskannya? Apa yang akan terjadi bila ia menceritakan semuanya kepada keluarganya dan keluarga saya? Saya tidak mau mengecewakan dan mencoreng muka orangtua saya. 3. Saya juga sadar diri, bahwa saya gay dan tidak bisa memuaskan wanita, dan saya merasa bahwa siapapun wanita yang mungkin nantinya akan menikah dengan saya, memiliki hak untuk bahagia dengan lelaki lain, yang bisa memenuhi kebutuhannya, memberikannya anak. 4. Apakah ada wanita yang mungkin mau menerima saya apa adanya dan bersedia membantu saya berubah? Di zaman seperti sekarang ini, saya ragu. Kalaupun ada, saya takut hanya akan menyakiti perasaannya. Ia pantas dapat yang lebih baik. 5. Apa yang harus saya katakan kepada keluarga saya jika suatu saat mereka meminta saya untuk menikah? Saya tidak mau menyakiti perasaan mereka, setelah semua yang mereka korbankan demi saya. Tapi saya juga tak mungkin mengorbankan perasaan saya sendiri dan perasaan seorang wanita hanya untuk membahagiakan orangtua saya. Tak mungkin juga rasanya untuk mengaku secara gamblang kepada keluarga saya kalau say gay. Saya takut bukan penerimaan yang saya dapatkan, tetapi malah cacian, hinaan. 6. Bagaimana kehidupan saya selanjutnya? Haruskah saya sendiri seumur hidup saya agar tidak menyakiti siapapun? Meskipun hal ini tetap akan menyakiti hati keluarga saya, tetapi setidaknya lebih terhormat daripada menjadi gay. Apa yang harus saya lakukan? Semua kekhawatiran itu terus menghantui saya, meskipun saya juga tidak akan menikah dalam waktu dekat, tetapi cepat atau lambat hal itu pasti akan terjadi. Saat ini saja saya sudah kewalahan menghadapi pertanyaan keluarga besar tentang pacar wanita, yang tentunya tidak saya miliki. Saya selalu beralasan fokus kuliah, tapi sampai kapan saya harus berpura-pura? Saya harap saya bisa mendapatkan solusi disini. Terima kasih.
Mahasiswa (20) – Sumatera Barat
Halo,…
Banyak konsultasi yang serupa kami terima mengenai permasalahan homoseksual ini, beberapa konsultasi yang masuk, sebagian dari mereka mengatakan bahwa “saya ingin berubah”, “saya tidak ingin menjadi homoseks”, “saya ingin hidup normal” dan sebagainya. Berhentilah berangan-angan atau sekedar berkeinginan saja, semuanya tidak akan cukup bila tidak dilakukan dengan sikap dan perilaku positif. Anda tidak bisa mengubah apa pun hanya dengan keinginan semata. Anda mengetahui secara pasti bahwa homoseksual bertentangan dengan perintah agama, tetapi justru Anda membuka diri terhadap ketertarikan seksual antar sesama jenis, hal inilah yang menghambat pemulihan.
Misalnya saja Anda menyadari bahwa ketertarikan seksual pada laki-laki tidak kepada wanita. Darimana Anda menyadari hal ini? Anda hanya terangsang kepada pria dibandingkan wanita, darimanakah Anda mendapati pengalaman semua ini? Berhentilah menonton film-film porno, imajinasi dan fantasi yang Anda dapat dari film-film yang Anda nonton akan membuat diri Anda semakin tenggelam dan terjebak dalam prilaku homoseksual. Samasekali tidak akan membantu Anda dalam penyembuhan.
Membaca konsultasi Anda, saya melihat Anda lebih banyak memiliki pertimbangan ketertarikan kepada homoseksual dibandingkan untuk sembuh, saya tidak melihat keinginan Anda untuk terlepas dari “gangguan” ini, Anda lebih menegaskan siapa diri Anda yang sebenarnya dibandingkan keinginan terlepas dari pengaruh homoseksual.
Perlu Anda mengetahui bahwa banyak gay dapat memuaskan istrinya dan memiliki anak, perbedaannya adalah terletak pada mentalitas. Bila Anda berkeinginan sungguh-sungguh maka tidak ada sesuatu yang mustahil dapat diubah, berhenti maka berhentilah secara sungguh-sungguh, belajar mencintai pasangan merupakan langkah terbaik untuk penyembuh agar terlepas dari homoseksual. Dekatkan diri dengan Tuhan dan ikutlah program penyembuhan terapi dari psikolog di kota terdekat Anda. Salam.
Konselor :
Sayed Muhammad adalah lulusan psikologi Universitas Islam Indonesia, ia adalah perintis dan penulis tetap di website ini.
Leave a Reply