Diperkosa Paman
Saya sudah pernah berusaha bunuh diri dengan menyilet tangan kiri saya dan mengakibatkan luka dengan 18 jahitan (seharusnya 25 jahitan). Saya tidak mau hidup lagi. Setahun yang lalu saya beberapa kali diperkosa saudara saya (paman jauh). Saya sungguh menyesal, betapa saya bodoh sampai membiarkan hal itu terjadi. waktu terjadi pemerkosaan itu, saya sedang dilanda depresi karena gagal menikah dengan pacar saya akibat perselisihan keluarga. Saudara saya itu berjanji akan menikahi saya tapi sampai detik ini dia sama sekali belum melakukan persiapan sekecil apapun. Kira2 9 bln yg lalu saya sempat hamil tanpa saya ketahui. Saya baru tahu ketika saya jatuh dari tangga kantor dan mengalami pendarahan. Saya depresi karena saya kehilangan anak saya. Saya lebih depresi ketika sang pemerkosa saya terlihat tenang2 aja n malah lega hal itu terjadi. Beberapa hari yang lalu, saya kembali diperkosa setelah hampir setahun saya berhasil mencegah terjadinya pemerkosaan lagi. Kali ini saya lengah. Hati saya hancur karena merasa dijadikan objek. Saya pernah berniat mengadu pada orang tua, tapi saudara saya itu berkata bahwa kalau itu terjadi dia akan membenci saya walaupun pada akhirnya kami dinikahkan. Selama ini, saya sering merasa ditekan secara psikologis oleh kata-kata dia. Saya menjadi rendah diri dan tidak kuat menahan keinginan untuk bunuh diri. Saya merasa dianiaya secara kejiwaan. Miss Riza, saya tidak mungkin bercerita pada siapapun. Saya malu karena sudah kotor. Saya tidak mungkin mengadu pada ortu, mereka akan merasa dikhianati. Saya tidak sanggup melihat mereka sedih. Saya tidak kuat lagi…
Guru – Cijantung
Salam…
Saya melihat paman jauh Anda itu (kita sebut saja XX) adalah tipe pria pengisap madu, ia bukanlah tipe pria bertanggungjawab dan juga bukan sebagai tipe suami yang pantas untuk dinikahi, XX berusaha menghindari menikahi Anda sampai suatu ketika Anda hamil walau dikemudiannya mengalami keguguran. Ia tidak pernah berusaha mempersiapkan segala sesuatunya untuk menikahi Anda. Sepertinya ia menggunakan setiap kali kesempatan hanya untuk pemenuhan kebutuhan seksualnya, tidak lebih.
Bila Anda melaporkan kepada orangtua Anda maka XX akan dinikahkan dengan Anda, akan tetapi ia pernah mengancam akan membenci Anda nantinya bila Anda berdua terpaksa menikah. Apa yang Anda pikirkan tentang ini? Sudah tentu XX tidak pernah mencintai Anda, keterikatan pada Anda melainkan pada pemenuhan kebutuhan biologis semata, tentunya bila Anda menikah dengannya kelak beberapa konsekuensi harus Anda terima seperti kekerasan (verbal, fisik, dan seksual) kemungkinan saja dapat terjadi.
Anda mengkhawatirkan bila masalah yang sedang Anda hadapi ini diketahui orangtua dan membuat mereka kecewa dengan Anda. Baiklah saya katakan sekali lagi, tidak ada di dunia ini, orangtua yang mencintai anaknya dengan tulus justru menghakimi sang anak ketika ia sedang menghadapi masalah menyangkut dirinya, apalagi kasus yang menimpa Anda bukanlah atas kemauan diri Anda sendiri.
Kasus pemerkosaan meninggalkan trauma yang cukup mendalam, apalagi kasus pemerkosaan yang berkepanjangan dan disertai ancaman kekerasan, kebanyakan dari mereka korban-korban dalam kasus yang sama mengalami PTSD bertahun-tahun bahkan sepanjang hidupnya. Dampak psikis dimasa mendatang yang lebih parah dan adanya peluang terulang kembali peristiwa tersebut karena disebabkan pelaku secara bebas leluasa mendekati Anda, maka saya menganjurkan Anda untuk menceritakan masalah ini kepada orangtua Anda dengan segera. Percayalah orangtua Anda pasti akan membela dan mendukung Anda.
Langkah terbaik saat ini adalah melaporkan XX kepada polisi karena XX mempunyai peluang yang sangat besar untuk terus mengulangi perbuatannya setiap kali mempunyai kesempatan mendekati Anda. Bila Anda terus diam, maka XX akan menganggap bahwa Anda tidak berdaya dan ia akan terus menggunakan ketidakberdayaan Anda sebagai salah satu “kunci” untuk memaksa Anda memenuhi kebutuhan biologisnya.
Bila kasus ini berlanjut ke polisi, saya juga menganjurkan kepada Anda untuk mencari dukungan moril pada LSM-LSM yang bergerak di bidang wanita seperti Komunitas Peduli Perempuan & Anak, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Solidaritas Perempuan (SP) dan sebagainya. LSM tersebut akan membantu Anda mendapatkan informasi menyeluruh mengenai terapi penyembuhan, dukungan, pertemuan kekeluargaan dan sebagainya.

Sayed Muhammad adalah lulusan psikologi Universitas Islam Indonesia, ia adalah perintis dan penulis tetap di website ini.
Leave a Reply