Dijadikan Pacar Kedua
Mbak, aku punya pacar,tp sayangx dia udh punya cwek lain, akupn dh tau itu cz dia pernah ngajak cewekx krmh, tp mbak aku ngerasa berat dia memiliki hubungan dgn cewek itu, aku binging mbak hrs gmn, cz aku skarang jg jd pcarx, ya mngkin aku djdikan yg kedua olehx, sedang aku sesungguhx g mau. Mbak aku takut kehilangan dia
Pelajar – ?
Wah wah dirimu cocok dgn lagunya astrid yg “jadikan aku yg ke 2” hehehe. hmm menurutku yg km jalani ya resiko dr kamu menerima cinta dr laki2 yg sudah punya pacar. coba kamu n tuh cowok komunikasikan baik2 berdua dari hati ke hati, sebenarnya apa yg kalian cr dr hubungan kalian? cr tau k co mu, knpa dia mau menjadikan km pacar ke 2, n tanya ke dirimu sendiri knp km mau jd pacar ke 2. Bukan bermaksud menyudutkan nih, tp aku balik bertanya k kamu, sudahkan km bertanya dlam dirimu, kenapa km ingin jd pacar pertama sementara sudah ada perempuan lain yg lebih dulu ada di hatinya? km mau jd yg ke 2 apakh krna kmu bener2 cinta bgt ato cuma krna rasa ingin memiliki yg besar bgt? (posessif) ato mgkn ada rasa kepuasan tersendiri bisa menjadi pacar ke 2? bukannya bermaksud menggurui, but common gal, u can find another good guy outhere , caranya dengan banyak menjalin pertemanan dgn org2 baru, ikut organisasi ato ikut kegiatan lain yg itu semua bs memungkinkan km tambah terbuka cakrawala, wawasan n tentunya bertemu dgn co br yg lbh ok. dan jg knp km mst takut kehilangan dia? aku yakin meskipun aku blm liat km, km anaknya manis dan yg pasti punya kelebihan lain, km hanya takut merasa kehilangan sesuatu yg blm pasti aja, coba pikir apakah km yakin dia bakal jd pendamping hidup mu? blm tentu kan? only God knows. so buat kamu, wake up ya say, jgn pernah merasa takut kehilangan seseorang, dan jgn pernah mencintai seseorang krn takut merasa kehilangan. Perjalanan km msh panjang kok di kemudian hari km psti akan menemukan banyak hal yg lebih dan lebih lg, apalagi umur km msh 17 thn, wah msh pjg bgt perjalanan km untuk meng-explore the unique things in this world, hehehe. Ok, selamat mencari hal2 baru ya… fokus ke cita2 kamu aja dulu br tercapai keinginan km, n once again DONT BE AFRAID OF LOOSENESS.
Konselor:
Reza Febyanti adalah lulusan S2 psikologi Universitas Gajah Mada (UGM), saat ini Reza bekerja di Bank Permata di Kalimantan Timur.
Kenapa Anda menghabiskan waktu hanya untuk menciptakan suasana romantis dalam khayalan Anda? Kenapa Anda mengorbankan perasaan-perasaan cinta Anda dengan berpura-pura bahwa Anda baik-baik saja dalam hubungan seperti itu? Banyak hal yang perlu Anda ketahui sebelum Anda semakin larut dalam perasaan yang memang Anda ciptakan dalam pikiran bawah sadar, apakah Anda benar-benar merasakan cinta yang sesungguhnya;
1. Apa yang Anda harapkan dan diinginkan dari hubungan ini?
2. Apakah Anda merasa nyaman ketika bersamanya? Anda dapat mengutarakan semua perasaaan-perasaan Anda kepadanya?
3. Apakah ia mengatakan suatu hal yang terpenting dalam kehidupannya yang berarti bagi hubungan Anda?
4. Ketika Anda mempunyai masalah terberat siapa yang Anda pikirkan? Apakah Anda dapat mengurangi tekanan-tekanan emosi ketika berbicara dengannya?
5. Apakah ia mengerti akan perubahan emosi dan fisik Anda ketika bersamanya?
6. Apakah ia dan Anda mempunyai komitmen untuk merubah hubungan yang lebih baik?
7. Apakah ia mempunyai komitmen akan rasa tanggungjawab untuk menyelesaikan masalah lebih secara dewasa?
8. Apakah ia meninggalkan Anda dalam kecemasan hingga membuat Anda merasa tertekan setiap kali bertemu dengannya?
9. Apakah hubungan Anda berdua membawa pengaruh terhadap orang lain dan kehidupan Anda sendiri?
Semoga pertanyaan-pertanyan diatas dapat menjawab keseluruhan muatan emosi cinta Anda yang sesungguhnya kepada dirinya, dan terpenting dari semua itu, usia Anda yang relatif muda dapat belajar mengambil sebuah keputusan terbaik untuk Anda, karena hubungan cinta yang sedang Anda alami saat ini tidaklah sehat.
Konselor :
Sayed Muhammad adalah lulusan psikologi Universitas Islam Indonesia, ia adalah perintis dan penulis tetap di website ini. Beberapa pengalamannya pernah mengajar di STAIN Malikussaleh untuk bidang studi psikologi pendidikan
maaf ka saya mau bertanya
apakah menjadi anak broken home itu selalu seperti ini?
arogan mau nya have fun aja
ini tetrjadia pada saya dan teman” saya perhatikan anak” yg broken home itu menjadi acuh tak acuh pada kehidupannya sendiri