Berhubungan Intim dengan Pacar Chatting
Salam,.. Mba’ aku lagi kalut ni, masalah ini yang bikin aku down banget, kuliah jadi ga beres, mw ngapa2in jadi males2an, ga semangat. Aku punya cowo, qt pacaran dah hampir setaun. Qt pacaran jarak jauh. Dari awal pacaran qt belum pernah ketemu, hanya kenal di salah satu situs pertemanan. Sejak saat itu qt sering telponan, kirim e-mail, chatting, dsb. Tiga bulan yang lalu, tepatnya bulan agustus cowo saya datang ke tempat saya, hanya 2 minggu. Selama 2 minggu itu bisa dibilang ajang pelampiasan rindu. Kesalahan yang sangat saya sesalkan, saya berhubungan intim dengan cowo saya. Berkali-kali qt ngelakuin hal tersebut. Saya tau hal itu salah, tapi saya seakan nurut aja. Setelah 2 minggu itu, cowo saya pergi ke suatu kota, untuk cari kerja. Sebelum pisah dia bilang akan jemput saya lagi. Tapi setelah 3 bulan ini. Baru kemarin dia bilang kalo saya ga sanggup jalan dengan dia karena alasan keluarganya. (Kondisi keluarganya memang lebih rendah dibanding keluarga saya). Dia bilang saya ga sanggup untuk hidup dengan keluarganya dengan gaya hidup saya sekarang, yang katanya saya ini perhitungan. Sebenarnya saya biasa saja dalam hal mengeluarkan uang. (Saya bertanya dengan teman2 dan menemukan hal yang sama seperti anggapan saya) Sekarang qt saling instropeksi (tidak ada komunikasi). Cuma bagi saya kata instropeksi hanya untuk sebagai pelepas tanggung jawab. Yang saya bingungkan, qt harus gimana nantinya? Saya bingung haruskah saya berbicara dengan ortu masalah ini. Karena saya takut ortu akan sangat kecewa dengan keadaan saya yang sekarang. Kalau saya nggak ngomong dengan ortu, cowo saya bisa dengan mudah lepas tanggung jawab, apalagi dia sekarang beda kota dengan saya. Kalo saya bicara dengan ortu, mungkin cowo saya bisa dilaporkan ke polisi. Ortu saya saat ini sedang bekerja di luar negri dan bulan depan akan berlibur ke tempat saya selama sebulan. Akankah saya merusak liburan mereka dengan hal ini. Saya juga takut dengan masa depan saya yang bakal suram nantinya.. Atas perhatiannya, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Swasta – Malang
Salam,…
Saya terus terus terang prihatin dengan kata instropeksi seperti apa yang Anda khawatirkan, benar adanya, alasan yang digunakan adalah sebagai alasan untuk melepaskan tanggungjawab. Instropeksi yang benar adalah langkah apa yang harus dilakukan oleh pria itu untuk kelanjutan hubungan Anda berdua. Bukan dengan “menyerahkan” statement semata seperti perlunya introspeksi dengan diam tanpa komunikasi seperti Anda katakan.
Dalam pernikahan hal utama adalah bagaimana hubungan Anda dan pria tersebut terlebih dahulu, selanjutnya bagaimana Anda berdua beradaptasi dengan masing-masing keluarga, tentunya sesuai dengan batasan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku. Adapun alasan pria tersebut seperti mengada-ada sebagai upaya untuk melepaskan diri dari keterikatan dengan Anda.
Pacaran cyber atau dimulai dari internet riskan terhadap penipuan karakteristik, dalam chatting perkenalan tidak hanya satu atau dua orang saja, bahkan bisa lebih, pengulangan kata-kata dapat terus terjadi dan berkembang disesuaikan dengan pasangan chatter yang ditemui, sehingga individu tersebut tidak perlu bersusah payah menampilkan karakter aslinya atau bahkan bersembunyi dibalik kata-kata yang ia ketik. Misalnya saja, ketika Anda bercerita tentang permasalahan yang sedang Anda hadapi, apakah pasangan Anda menyimak munculnya satu persatu kalimat yang Anda tulis? Mungkin saja sambil menunggu ia browsing atau justru chatting dengan orang lain, saat itu Anda berpikir bahwa pasangan Anda sedang menyimak dan empati terhadap permasalahan Anda!
Selanjutnya, dalam kondisi seperti Anda berpikir bahwa pasangan Anda menyimak Anda sepenuhnya, bahkan ketika Anda mendapatkan balasan, Anda berpikir bahwa pasangan Anda penuh pengertian. Disinilah perasaan-perasaan itu Anda ciptakan sendiri! Membaca email yang Anda kirim, bahwa Anda telah melakukan ―yang saya sebut sebagai “berhubungan beresiko”, maka konsekuensi dari hubungan tersebut Anda harus berani melakukan hal-hal yang terbaik menurut Anda dan menanggung semua akibat sebagai konsekuensinya.
Apakah pria itu Anda harapkan menjadi pasangan Anda kelak? Bila IYA, Cari tahu alamat lengkap pria tersebut dan orangtuanya, usahakanlah agar ia tidak mengetahuinya. Berikan kejutan dengan mendatanginya, dan bicarakanlah hal dan perasaan-perasaan yang sedang Anda hadapi. Perbaiki komunikasi Anda dengan bicara lebih tenang, tidak mendesak atau menghakiminya. Berikan waktu untuknya, tetapi jangan terlalu lama. Ingat pembicaraan hal ini tidak boleh dilakukan di chat room! Langkah terakhir adalah dengan mendatangi orangtuanya.
Bila TIDAK, kumpulkan semua bukti yang ada, mulai dari photo, email, chat dan beberapa bukti fisik lainnya yang mendukung pria itu pernah mendekati Anda. Kita tidak pernah tahu pria itu seperti apa sebenarnya, mungkin saja Anda adalah salah satu korban yang menjadi target si pelaku sebagai pelampiasan hasrat seksualnya semata, melaporkan polisi barangkali dapat memberikan efek jera kepada si pelaku.
Apakah orangtua perlu mengetahui hal ini? Hal ini sangat tergantung bagaimana hubungan (komunikasi) dengan orangtua Anda sendiri, apakah orangtua Anda terbuka terhadap permasalahan yang Anda hadapi? Apakah mereka sering mendengarkan permasalahan yang sedang Anda alami? Apakah Anda sering meminta mereka membantu menyelesaikan masalah Anda, baik problem solving atau nasehat?
Tentunya konsekuensi akan berlaku bila Anda menceritakan permasalahan kepada orangtua Anda, misalnya saja Anda akan kehilangan kepercayaan dari orangtua. Namun demikian, sebagai orangtua tentunya akan peduli dengan permasalahan yang dihadapi oleh anaknya, apalagi masalah ini bukanlah masalah kecil. Tentunya orangtua akan mendukung anak yang dicintainya. Dibutuhkan dukungan orangtua, seperti yang saya sebutkan sebagai hubungan beresiko, Anda perlu mengecek kehamilan dan bila perlu test HIV/AIDS, cek kesehatan (hepatitis, PHS; penyakit hubungan seksual, dsb) untuk menghindari dampak-dampak yang bisa saja muncul dikemudian hari

Sayed Muhammad adalah lulusan psikologi Universitas Islam Indonesia, ia adalah perintis dan penulis tetap di website ini.
Malam Pak, sebelumnya maaf kalo saya malah komen disini, saya mau post baru tapi saya gak nemu linknya.. cerita saya kurang lebih berkaitan dengan cerita diatas. Saya ketemu lelaki ini bulan agustus lalu di dating sites. Dia orangnya lucu, cuek dan unpredictable. Seminggu kemudian, kita jalan dan makan bareng. Dr sebelum ketemu, dia ajak untuk pacaran, tp aku pikir yah bisa2nya orang di cyber aja..namanya chat. Tapi ternyata pas real dia tanya lagi dan aku mengiyakan karena pertimbangan karakter dia. Aku tipe orang yg gak bisa nahan suatu keinginan dan mungkin cenderung agresif. Setelah kejadian itu, setiap malem pasti aku… Read more »
Untuk konsultasi online dapat menggunakan halaman konsultasi dengan memilih konselor yang diinginkan, konsultasi akan dijawab oleh konselor aktif. Untuk konsultasi tatap muka, silahkan inbox lokasi tempat tingggal Anda terlebih dahulu, kami akan mengirim alamat konsultasi psikologi yang bisa dipercaya, thanks