Anak Tidak Mau Terbuka
Dear psikolog, anak saya laki-laki umur 12 tahun, sekarang klas 1 smp, sedang mulai menyukai seseorang , tapi sayangnya yang disukainya adalah sesama jenisnya alias laki-laki juga. Anak yang disukainya adalh teman sekelasnya. memang dari SD dia selalu bergaul dengan teman perempuan, jarang punya teman laki2, sampai sering diejek sebagai banci. Di rumah kesenangannya adalah main ps dan biasanya game yang disukainya adalah yang berbau action. Saat ini saya merasa bingung, karena anak saya kurang terbuka dan saya bingung harus bagaimana mengatasinya. Terima kasih.
Beni – Indonesia
Pak Beni, senang sekali atas perhatian anda kepada sang buah hati. Saya menghargai setiap usaha orangtua, termasuk bapak-bapak, yang peduli dengan problem-problem anak-anaknya, apalagi putra anda ini tumbuh menjadi remaja.
Berkaitan dengan pertanyaan anda, saya mengerti kekhawatiran anda. Anak lelaki anda tampak tertarik dengan sesama jenis. Saya percaya bahwa Tuhan tidak menakdirkan orang menjadi penyuka sesama jenis (homoseks). Kalaupun realitasnya ada yang berperilaku semacam itu, maka semata-mata karena ada kesalahan dalam proses kehidupannya. Pada kasus putra anda, ada sesuatu yang tak biasa terjadi yaitu kesukaan bergaul akrab dengan anak-anak perempuan. Memang ada teori yang menyatakan bahwa karena terlalu banyak bergaul dengan anak perempuan, maka seseorang tak menyukai perempuan secara seksual. Seperti kehilangan sensitivitas terhadap perempuan. Apa yang terjadi pada anak anda banyak dialami oleh para perancang baju.. Ia setiap saat bergaul dengan gadis-gadis dan banyak kasus di antara mereka yang lebih menyukai sesama jenis –lelaki maksudnya—dan mengembangkan gaya hidup gay.
Saran saya, anda mengajak diskusi dan mendorong putra anda untuk bergaul dengan kalangan yang lebih kompleks, bukan hanya perempuan tapi juga laki-laki. Tentu dengan catatan, saat bergaul dengan lelaki harus pintar mengelola diri, agar tidak terjebak dalam gaya hidup gay tadi. Khusus mengenai ejekan teman-teman, berilah dorongan kepadanya bahwa itu karena teman-teman melihat dia bergaul dengan anak perempuan. Kalau nanti dia banyak bergaul dengan lelaki, maka ejekan itu dengan sendirinya akan hilang.
Berkaitan dengan masalah keterbukaan, saya rasa anda perlu memulainya. Anda sendiri atau anda bersama sang istri yang mengambil inisiatif untuk berbincang-bincang dengannya. Lebih enak kalau empat mata. Lebih bebas kalau anda lakukan di luar rumah. Mungkin sambil makan-makan, bermain di taman, atau pergi ke masjid. Anda ajak anak anda. Mulai saja dengan masalah anda sendiri dan setelah anda teruskan berbicara mengenai masalah dia. Anak biasanya bisa lebih terbuka kalau orangtua menunjukkan keterbukaan diri lebih dahulu. Demikian. Selamat berjuang!

Fuad Nashori adalah salah seorang pelopor dan ahli di bidang Psikologi Islami, sehari-hari beliau menjabat sebagai Ketua Umum PP Asosiasi Psikologi Islami Indonesia dan Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, (UII) Yogyakarta. Fuad Nashori adalah penulis tetap untuk rubrik Psikologi Islami di website ini
Leave a Reply