Adik Suka Membangkang
Ass. Saya perempuan usia 19 tahun. Saya mungkin bermasalah dengan emosi saya. Saya memiliki adik umur 10 tahun yang sulit diatur dan cenderung pembangkang, adik saya sempat 3 bulan tidak mau sekolah dan sempat melukai temannya. Namun, alhamdulillah setahun belakangan dia sudah mau masuk sekolah, namun tetap saja ada pelajaran yg tidak mau dia ikuti dan di rumah juga tidak mau belajar atau mandi, dan banyak hal yg diluar kebiasaan anak-anak pada umumnya. Dari kecil ibu saya memang sangat memanjakan dia dan selalu membelanya, beranjak umur 10 tahun ini karena sikap adik saya dan ada masalah internal lain emosi ibu saya pun cepat naik. Kami berpikir kondisi adik saya itu akibat jauh dari ayahnya, memang ayah saya bekerja diluar kota dan pulang seminggu sekali, ayah saya juga cenderung tempramen terutama sekitar 5 tahun belakangan sejak beliau selingkuh. Saya jujur saya sering terpancing emosi kalau adik saya sudah “kumat” saya bingung adik saya dihalusin membangkang di kasari juga membangkang, ibu saya selalu saja membelanya dengan alasan psikologisnya atau jgn begini jgn begitu. Saya mengerti tp ibu saya cenderung terlalu membela dan seakan tidak belajar dari pengalamannya, adik saya ketika di halusin tetap membangkang tp ibu saya seakan tidak sadar. Saya inginnya ibu saya tegas, lembut tp tegas, ketika adik saya melakukan kesalahan beritahu dan beri nasihat dan kalau dia melakukan lagi beri hukuman ringan seperti menyita mainannya. Adik saya itu diberi nasihat sedikit saja lansung marah dan nangis padahal dia laki-laki. Dia cuma nurut sama ayah saya tapi ya hanya kalau ayah saya pulang, setelah ayah saja kerja dia kembali lagi tidak mau diatur, dia jadi maaf munafik. Kalau saya marahi dia ibu saya balik memarahi saya, kalau saya beri nasihat halus dan saya sita mainannya dia nangis dan marah, nanti saya juga dimarahi ibu saya. Seringnya malah saya bertengkar dengan ibu saya. Saya nggak mau adik saya kecil2 sudah seperti ini, pernah suatu ketika dia disuruh mengaji ( dia tidak pernah mau mengaji) malah ngumpet di kamar mandi, astagfirullah siapa yang mengajari dia seperti itu. Saya kadang sedih, bingung, marah, saya tahu anak2 tidak boleh dikasari dan saya jg tidak mau kasar, tapi saya cuma mau bersikap tegas, kalau adik saya salah diberitahu kalau benar ya saya puji. Tapi ibu saya ini selalu saja membela dan membiarkan, kuncinya sebenarnya ada di ibu saya, kalau beliau bisa tegas sedikit mungkin adik saya akan lebih patuh dan menghargai ibu saya. Saya harus bagaimana? Capek hati saya, mau tidak peduli kesal juga melihatnya, mau peduli dia tidak mau diatur. Terimakasih. Wass.
Mahasiswi [19] – Jawa barat
Halo Mbak…
Setelah membaca unek-unek Mbak..sepertinya adiknya sudah mengalami kejadian yang kurang menyenangkan/buruk yang berhubungan dengan emosi dari sejak kacil ya,.. Melihat perilakunya susah diatur ini berarti pengalaman buruk yang dialaminya sudah melekat di memorinya bahkan di alam bawah sadarnya.Hal ini dapat dilihat dari emosi spontan yang timbul ketika adik Mbak dimarahi.
Kunci utamanya adalah jangan lagi memarahi membentak atau melakukan sesuatu yang membangkitkan emosinya karena cara itu tidak akan pernah berhasil. Disaat adik sedang emosi cara terbaik adalah memeluknya bila memberontak, memeluknya dengan memberikan kasih sayang, bila tetap memberontak diberitahu dengan cara dan nada bicara yg halus..tetap lakukan hal seperti itu secara berulang dan jangan bosan, sampai adiknya melunak sikapnya.
Kenapa hal ini harus dilakukan? Karena sejak kecil adik Mbak tidak merasakan kasih sayang tentang seutuhnya dari kedua orangtua, apalagi sosok ayah tidak mendampingi semasa kecilnya, sehingga figur ayah hanya dilihat dari sisi ibu. Sementara, ibu bersikap emosi juga dalam menangani anaknya. Sekanjutnya, bila adik lebih tenang emosinya ajaklah berbicara dari hati ke hati, mungkin bisa dilakukan di luar rumah atau mencari suasanan yang lebih nyaman scara psikis, tanyak apa yg dia sukai, atau hal-hal yang ia harapkan dari keluarganya dan juga tanyakan apa yang tidak disukai dari keluarganya, Cobalah menggali lebih dalam keluhan perasaan dan emosinya sehingga mbak mengerti apa yg dirasakan oleh adik. Tetaplah menjadi orang terdekat dengannya, karena Mbak lebih siap daripada ibu atau bapak. Setelah itu bicarakan permasalahan yang dialami adik ini secara terbuka kepada orangtua agar mereka mengetahui permasalahan ini.
Apa dialami adik mbak masih bisa diubah, terpenting didukung dengan perubahan sikap keluarga yang lebih baik. Meskipun orangtua tidak selalu bersama tapi kepentingan anak tetap harus diutamakan. Selain itu selalu mendoakan adik, bapak ibu untuk menjadi lebih baik kedepannya. Perlahan-lahan sikap adik mbak juga akan berubah lebih baik dengan kesabaran dan ketelatenan mbak dan orangtua dalam memahami emosi dan psikis adik mbak. Intinya adalah kasih sayang, peduli dan kesabaran. Hindari utk memarahi yang dapat memancing emosinya. Salam semoga bisa membantu.
adalah lulusan S2 psikologi Universitas Gajah Mada (UGM), Pengalaman bekerja di Bank Permata di Kalimantan Timur. Kini menetap di Bogor, aktif di pengurusan orang tua murid POMG
Leave a Reply